Tips

Berikut ini Lima Cara Ilmiah Mempertahankan Pernikahan

Infoanda.id – Mempertahankan keutuhan pernikahan tak pernah jadi perkara mudah tanpa usaha. Apalagi dengan kehadiran anak-anak.

Namun meski para ilmuwan belum bisa menciptakan ramuan perekat cinta pasangan menikah, mereka punya lima cara ilmiah untuk membuat pasangan tetap rukun dan bahagia seperti dikutip dari Livescience berikut:

1. Pilih pasangan dengan gaya berbelanja yang sama

Bagaimana pola memanfaatkan uang ternyata bisa jadi perekat dalam pernikahan. Scott Rick dari University of Michigan’s Ross School of Business dan beberapa koleganya menganalisa survei lebih dari 1.000 orang yang menikah dan tidak menikah. Mereka menemukan bahwa orang cenderung memilih pasangan yang punya gaya menggunakan uang yang berbeda.

Lucunya, penelitian itu juga membuktikan perbedaan pola pandang tentang finansial ini bakal jadi sumber konflik yang besar dalam jangka panjang, dibanding jika mereka menikah orang yang sama cara pandangnya akan uang.

“Meski memang seseorang yang boros biasanya punya utang yang besar ketika menikah dengan sesama pemboros dibanding jika mereka menikah dengan orang yang hemat. Namun biasanya pasangan pemboros jadi lebih sedikit bertengkar soal uang,” kata Rick.

2. Banyak berhubungan seks

Tanpa kita sadari bisa saja kita menikah dengan orang yang punya suasana hati berubah-ubah terus. Namun orang seperti ini bukan berarti tidak akan cocok jadi pasangan jangka panjang, menurut Michelle Russell dan James McNulty dari University of Tennessee.

Jawabannya adalah hubungan seks yang rutin. Kepuasan akan hubungan seksual akan membuat orang dengan suasana hati yang bergejolak lebih terkendali, berdasarkan penelitian pada bulan Oktober 2010 yang dipublikasikan di jurnal Social Psychological and Personality Science.

Meskipun kurang memuaskan, sebaiknya teruskan saja. Karena berdasarkan penelitian lain: hubungan seks akan semakin membaik seiring bertambahnya waktu.

Pria di usia 50-an tahun akan merasakan kepuasan yang lebih besar dibanding mereka yang berusia 30-an atau 40-an, berdasarkan survei yang dipublikasikan bulan Februari 2006 di Journal BJU International. Kepuasan pria di usia 50-an tahun disebutkan setara dengan yang mereka rasakan saat berusia 20 hingga 29 tahun.

3. Ucapkan ‘terima kasih’ dan ‘kami’

Sebuah penelitian tahun 2007 oleh peneliti dari Arizona State University bertanya kepada beberapa pasangan seberapa mereka menghargai hasil kerja pasangan mereka atas pekerjaan rumahan. Meski sebagian besar mengatakan sangat menghargai, sebagian besar juga ternyata tidak pernah mengungkapkannya, dengan asumsi pasangan mereka sudah mengetahuinya.

Hasil penelitian juga membuktikan orang yang merasa dihargai ternyata lebih puas akan hubungan mereka dengan pasangan.

Selain kata ‘terima kasih’, kata lain yang juga bisa mempererat hubungan adalah kata ‘kami’. Penelitian sederhana pada September 2009 dipublikasikan di jurnal Psychology and Aging menemukan pasangan yang lebih sering menggunakan kata ‘kami’ menunjukkan kepedulian yang lebih besar, lebih sedikit bertindak negatif, dan lebih rendah kadar stresnya.

4. Jadilah orang yang kuat

Kuat dalam arti tidak dengan mudah memunculkan perasaan negatif tentang pasangan. Biasanya seiring waktu seseorang merasa bahwa kebahagiaan bisa didapat dengan menyalahkan pasangan, mengatakan pasangan harus mau berubah, tapi juga enggan memaafkan.

Padahal menurut psikolog James McNulty dari University of Tennessee, kebahagiaan justru bisa diraih dengan menanggalkan pikiran dan perasaan-perasaan negatif itu pada pasangan.

5. Berusaha keras

Dalam publikasi Review of General Psychology, pada tahun 2009, seorang peneliti melaporkan hasil survei terhadap 6 ribu orang selama 20 tahun. Uniknya peserta survei banyak yang mengatakan masih mencintai pasangan mereka.

Kuncinya ternyata adalah pada usaha keras mereka untuk tetap merasa jatuh cinta. Peneliti menemukan pasangan yang rukun itu memang berusaha menyisihkan waktu untuk merawat hubungan dengan pasangannya.

“Mereka juga berusaha untuk menyelesaikan konflik dengan lembut,” kata Bianca Acevedo, kata peneliti dari University of California, Santa Barbara, yang jadi penulis penelitian itu.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button